Guamau diajak jadi pemain profesional. Cuma gua gak mampu beli sepatu yang harganya Rp 25 ribu. Orang tua gua engga punya uang," jelasnya. Dengan alasan itu, Billy Syahputra hanya menjadikan hobi Ilustrasi Teknik Play Beautiful dalam Permainan Bola. Foto ShutterStockBanyak di antara kita yang mungkin sangat menyukai sepak bola. Tidak hanya dengan bermain di lapangan, tetapi juga menikmati pertandingan dari pinggir lapangan atau dari layar kaca. Namun, berapa banyak di antara kita yang merasakan sensasi yang lebih dalam setiap menonton sepak bola? Sensasi melihat para pemain berlari melintasi lapangan, mengoper bola, dengan ritme dan pola yang begitu indah hingga menyerupai tarian. Para penikmat sepak bola biasa menyebutnya 'Play Beautiful'. Pelan tapi pasti, teknik ini sedang meredefinisi sepak bola modern, dan perlu kita perhatikan lebih bola selama ini seringkali dipandang sebagai permainan olahraga fisik, di mana kekuatan dan stamina mendominasi. Namun, play beautiful membawa kita ke dimensi baru. Sepak bola tidak hanya tentang mencetak gol, melainkan juga tentang bagaimana cara mencetak gol tersebut. Teknik ini melibatkan keterampilan, kontrol bola, dan kerja sama tim yang harmonis, yang semuanya harus dikombinasikan untuk menciptakan permainan yang indah untuk klub sepak bola yang berbasis di Spanyol, dikenal sebagai pelopor teknik ini. Dalam kutipan yang terkenal, Johan Cruyff, salah satu ikon sepak bola dan mantan pelatih Barcelona pernah berkata bahwa sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim dengan 11 pemain, dan pada akhirnya Barcelona selalu menang. Pertandingan semifinal leg pertama Copa del Rey antara Real Madrid vs Barcelona, Jumat 3/3 dini hari WIB. Foto Isabel Infantes/REUTERSMeski terkesan arogan, namun kita tidak dapat menyangkal bahwa Cruyff dan Barcelona telah mewujudkan filosofi play beautiful dalam setiap permainan mereka. Berkaca dari pengalaman Barcelona, bukti empiris menunjukkan bahwa play beautiful bukanlah strategi yang sia-sia. Barcelona telah memenangkan berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Champions UEFA beberapa kali, dan banyak dikreditkan karena kecintaan mereka pada play beautiful. Namun, penting untuk diingat bahwa permainan indah ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan, melainkan juga tentang merayakan seni dan indahnya sepak satu cerita yang mungkin belum banyak diketahui adalah tentang tim sepak bola kecil dari Jepang, yaitu Oita Trinita. Tim ini mengadopsi filosofi play beautiful meski memiliki sumber daya yang terbatas. Dalam salah satu pertandingan yang paling dramatis, mereka berhasil mengalahkan tim dengan pemain yang lebih berpengalaman dan berbakat dengan teknik bermain indah. Menariknya, pelatih Oita Trinita mengatakan bahwa mereka bukan hanya bermain untuk menang, tapi juga untuk memberikan penonton pertunjukan sepak bola yang teknik ini tentu menimbulkan kontroversi. Banyak pengamat sepak bola yang berpendapat bahwa play beautiful adalah strategi yang terlalu idealis dan tidak efisien. Mereka berargumen bahwa sepak bola adalah tentang kemenangan, dan tim harus melakukan apa pun untuk mencapai tujuan itu, bahkan jika itu berarti bermain dengan gaya yang kurang tekel dalam sepak bola. Foto ReutersArgumen tersebut sering kali mengabaikan bahwa sepak bola tidak hanya tentang kemenangan, melainkan juga tentang bagaimana permainan itu dimainkan dan bagaimana itu dirasakan oleh para pemain dan penonton. Seiring berjalannya waktu, penonton semakin menuntut lebih dari sekadar kemenangan. Mereka ingin melihat permainan yang menarik, dengan teknik dan strategi yang unik dan inovatif. Dan itulah yang play beautiful tawarkan seni dalam sepak bola, di mana setiap operan, setiap gerakan, dan setiap gol menjadi bagian dari pertunjukan yang lebih dasarnya, sepak bola adalah pertunjukan. Seperti halnya dalam seni lainnya, penikmat sepak bola menilai pertandingan tidak hanya berdasarkan hasilnya, tetapi juga berdasarkan estetika dan keindahan permainan itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Pep Guardiola, pelatih Manchester City yang juga mantan pelatih Barcelona, "Menang atau kalah adalah konsekuensi dari proses, dan proses adalah sepak bola. Dengan kata lain, sepak bola adalah proses menciptakan dan mengekspresikan keindahan melalui permainan."Namun, kita juga harus mengakui bahwa play beautiful bukan tanpa tantangannya. Implementasi teknik ini membutuhkan pemain yang memiliki teknik dan pemahaman taktis yang baik, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik sebagai tim. Oleh karena itu, pengembangan pemain menjadi kunci penting dalam menerapkan teknik Fajar Fathurachman pada laga melawan Thailand di Final SEA Games 2023. Foto Chalinee Thirasupa/REUTERSAkhirnya, kita juga harus mengingat bahwa play beautiful bukanlah satu-satunya cara untuk bermain sepak bola. Ada berbagai strategi dan gaya permainan lainnya yang bisa sama efektif dan menariknya. Meski begitu, play beautiful memberikan perspektif baru tentang bagaimana sepak bola dapat dimainkan dan dinikmati, dan ini layak untuk kita pembahasan ini, saya akan menggunakan kutipan dari filosof Yunani kuno, Socrates, yang mengatakan, "Keindahan ada di mata yang memandang." Di dunia sepak bola, keindahan dapat berarti banyak hal, dan bagi banyak penggemar, play beautiful adalah salah satu interpretasi keindahan itu. Mungkin inilah waktunya bagi kita untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri apa arti keindahan dalam sepak bola bagi kita?
Bukupertama yang ia tulis ialah BEPE20 Ketika Jemariku Menari dan kedua berjudul BEPE20 PRIDE.Kedua buku itu bercerita mengenai perjalanan karier seorang Bambang Pamungkas. Dalam buku berjudul BEPE20 PRIDE, Bambang bercerita banyak hal tentang kisruh yang ada di sepak bola Indonesia, termasuk ketika terjadi dualisme kompetisi dan federasi, dan tim nasional.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berbicara tentang si kulit bundar pasti semua orang tau permainan yang satu ini dan banyak yang menggemarinya terutama kaum laki-laki, tetapi ada sebagian orang yang mengganggap bahwa sepakbola selintas hanya permainan atau olahraga saja. Namun tidak bagiku , menurutku sepakbola adalah olahraga yang sangat spesial karena aku mempunyai cerita masa kecilku dengan dunia sepakbola. Ketika aku duduk di bangku sekolah dasar, aku selalu diajak ayah bermain sepakbola, ayahku sangat menggemari olahraga ini dan dia sangat menyukai club kebanggaan Bandung yaitu Persib Bandung. Setiap Minggu pagi aku selalu diajaknya belajar dan berlatih ke lapangan, awalnya aku tidak terlalu tertarik pada olahraga ini tetapi ayahku selalu mendukung dan mengarahkanku untuk mempelajarinya dan hingga akhirnya aku sangat menggemarinya. Pada suatu hari ayah bertanya kepadaku Ayah " ham, kamu mau ikut ayah menonton pertandingan Persib ke stadion tidak" bertanya kepadakuIlham" mau sekali yah, aku belum pernah menonton langsung ke stadion"jawabku kepada ayah ayah "yasudah kalo begitu, kamu siap siap dulu sana" Ilham "oke yah" jawabku dengan wajah yang sangat senang Setelah itu aku berangkat menuju stadion si jalak harupat ditemani ayahku untuk pertama kalinya, sesampainya di stadion aku merasakan atmosfer yang berbeda, aku terpana melihat ribuan suporter yang berbondong bondong untuk mendukung tim Persib Bandung. Ketika sudah berada di dalam stadion aku sangat takjub dengan ribuan suporter yang kompak menyanyikan yel-yel untuk mendukung tim maung Bandung, mereka tak henti-hentinya bernyanyi selama 90 menit. Pada saat itu sempat terbelit di pikiranku bahwa aku yang bermain di lapangan itu dan ditonton oleh ribuan bobotoh , Haha ada ada saja khayalan ku ini, tapi kata ayahku bukan sesuatu yang tidak mungkin jika suatu saat nanti aku yang bermain disana, asalkan mau belajar dan terus berlatih. Sepulangnya dari stadion, aku dan ayah sangat senang karena pada pertandingan tersebut Persib Bandung memenangkan pertandingan dengan skor akhir 2-0. Seusai menonton laga tersebut, aku baru menyadari arti sebenarnya sepakbola, sepakbola tidak sekedar permainan saja melainkan suatu permainan yang mengajarkan kita arti sebuah kekompakan, kerjasama, komunikasi, dan pengendalian emosi dan yang paling terpenting sepakbola menyatukan kita semua, tidak memandang suku,ras,agama tujuan nya satu mendukung tim kebanggaan. Nah, itulah cerita masa kecilku mengenal dunia sepakbola dengan ayahku, sampai saat ini aku tidak pernah lupa dengan masa masa itu, dan aku sangat berterimakasih kepada ayah yang sudah memperkenalkan ku ke dalam dunia sepakbola, ayahku adalah sosok tegas, penyayang dan bijaksana. Sekarang aku sudah duduk dibangku SMA dan usiaku sudah 16 tahun, tetapi hobiku tetap sama seperti dulu yaitu bermain sepakbola, setiap libur sekolah aku selalu menyalurkan hobiku bermain bola bersama teman-teman dan sampai saat ini aku selalu mendukung tim kesayanganku dari dulu yaitu PERSIB BANDUNG. Lihat Cerpen Selengkapnya

Mengingattentang sepak bola di sekolah dasar saat itu menarik juga, bola plastik yang dibawa salah seorang teman kami mainkan bersama-sama. Dalam seminggu kedua kampung membuat jadwal bermain, yang penting hobi terus tersalurkan. *** Tahun 1995 aku menginjak bangku SMU, usiaku 17 tahun. Saat itu aku tergolong tua untuk ukuran teman

Cerpen Karangan Wildan MusthofaKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 10 May 2016 Aku bernama Putra Alfizar. Panggil saja putra. Aku duduk di kelas 2 SMP. Aku sangat hobi bermain sepak bola hingga aku ikut ekstrakulikuler futsal di sekolahku. Namun aku ikut tanpa diketahui oleh kedua orangtuaku. Hal ini disebabkan aku dilarang untuk bermain bola oleh ayahku. Alasannya adalah ayahku ingin menjadikan aku sebagai penerus cita-cita ayahku yaitu sebagai polisi. Pada suatu hari, aku baru saja pulang dari berlatih main bola. Pada saat itu ayahku sedang berada di teras tengah menunggu kepulanganku. “Aduh, Ayah ada di teras lagi.” Ucapku dalam hati. “Assalamualaikum.” Ucapku. “Waalaikumsalam. Dari mana kamu?” Tanya ayahku. “Dari rumah temen Yah.” Jawabku. “Bener dari rumah temen?” Tanya ayah dengan sedikit sinis. “Bener.” Jawabku lagi. “Kalau dari rumah temen, kenapa tadi Ayah lihat kamu berada di sekolah?” Tanya ayah sedikit mendesak. “Aduh, bikin alesan apa lagi ya.” Ucap batinku. “Itu.. Anu.” Ucapku sedikit gugup. “Anu apa?” Tanya ayahku. “Anu ngerjain tugas kelompok.” Jawabku deg-degan. “Masa ngerjain tugas kelompok sambil main bola.” Ucap ayahku yang membuat aku semakin panik. “Jangan-jangan tadi Ayah lihat lagi aku latihan main bola. Aduh gimana ya? Jujur aja deh.” Ucap batinku. “Oke.. Jujur, aku abis latihan main bola.” Seruku. “Sudah Ayah duga. Kamu telah melanggar peraturan Ayah!!” Gertak ayah sambil terbangun dari duduknya. “Iya, Yah aku tahu. Tapi aku tak bisa meninggalkan sepak bola.” Jawabku. “Kenapa?!!” Tanya ayahku. “Karena sepak bola telah mendarah daging denganku. Dan sepak bola juga sudah menjadi cita-citaku.” Jawabku dengan rasa takut. “Ayah mau kamu menjadi seorang polisi bukan pemain sepak bola!!” Amarah ayahku mulai keluar hingga membuat aku panik. Di saat itu juga ibuku ke luar dari rumah. “Ini ada apa sih ribut-ribut?” Tanya ibuku. “Ini anakmu ini sudah melanggar peraturanku. Ayah melihat dia bermain bola di sekolahnya.” Jelas ayahku. “Emang apa salahnya kalau dia bermain bola?” Tanya ibuku. “Kan Ibu tahu. Ayah tidak ingin si Putra menjadi pesepak bola, melainkan menjadi seorang polisi.” Jelas ayahku lagi. “Putra cepat masuk, setelah itu mandi.” Ucap ibuku. “Iya Bu.” Jawabku. “Ayah jangan marah-marah begitu dong.” Ucap ibuku. “Memang kenapa?” Tanya ayahku. “Malu sama tetangga.” Jawab ibuku. “Biarkan saja, biar si Putra tahu bagaimana rasanya malu.” Jawab ayahku. Lalu ayahku langsung masuk ke dalam rumah. Keesokan harinya. “Yah, Bu Putra berangkat sekolah dulu ya.” Ucapku. “Iya hati-hati.” Jawab kedua orang tuaku. Sesampainya di sekolah “Putra.” Teriak Ferdi dari kejauhan. Aku pun langsung menghampirinya. “Kenapa Fer?” Tanyaku. “Gak ada apa-apa. Aku cuma mau kasih tahu nanti siang sepulang sekolah ada pertandingan semi final olimpiade futsal antar sekolah. Kamu bisa ikut kan?” Ucapnya. “Iya.. Insya Allah aku ikut.” Jawabku. Aku pun langsung pergi ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Setelah pulang sekolah aku pun ke lapangan untuk bertanding. Namun aku berpikir, “Bagaimana kalau Ayahku tahu?” Namun aku tak menghiraukan itu. Tak lama kemudian pertandingan pun dimulai. Sekitar 25 menit babak pertama berlangsung. Namun, aku tidak bisa berkonsentrasi penuh karena takut ketahuan oleh ayahku. Ternyata di rumah, kedua orangtuaku sedang mengkhawatirkanku. “Bu, si Putra ke mana? Kok jam segini belum pulang.” Ucap ayahku. “Gak tahu Yah.” Jawab ibuku. “Ya udah entar kalau pulang kasih tahu Ayah ya. Ayah mau ke pasar dulu.” Pamit ayahku. “Iya Yah. Hati-hati.” Jawab ibuku. Seperti yang ku khawatirkan, ternyata ayahku melewati lapangan tempatku bertanding. “Mas, ini ada apa ya rame-rame?” Tanya ayahku. “Ada pertandingan semi final olimpiade futsal antar sekolah.” Jawab salah seorang penonton. “Permisi.” Ucap ayahku sambil melangkah ke depan. “Oh, ternyata kau ikut juga, awas kau Putra.” Ucap ayahku dalam hati. Ayahku langsung meninggalkan lapangan dan kembali ke rumah. “Ke pasar kok cepet banget Yah.” Ucap ibuku karena heran. “Gak jadi.” Jawab ayahku. Setelah pertandingan selesai, aku pun segera bergegas menuju rumah dengan hati ragu-ragu. “Assalamualaikum.” Ucapku. “Waalaikumsallam.” Jawab kedua orang tuaku. “Putra, kamu sudah berani melawan Ayah ya!” Ucap ayahku sembari menjewer kupingku. “A..a..ampun Yah.” Ucap ku terbata-bata. “Untuk hukumannya kamu Ayah kurung di gudang selama tiga hari.” Ucap ayahku. “Yah, jangan Yah. Dia masih terlalu muda.” Seru ibuku. Brak! suara terdengar ketika aku dilempar dan menghantam tumpukan kardus. Dan seketika itu pula pintu ditutup dan dikunci. “Yah, udah Yah. Lepasin Putra.” Ucap ibuku. “Ibu ini gimana sih? Kok malah membela Putra yang sudah jelas melanggar peraturan.” Tanya ayahku. “Aku kasihan Yah. Melihat di–” Ucapan ibuku terpotong. “Ahh.. Sudah biarkan saja dia!” Seru ayahku. Ayahku pun langsung meninggalkan ibu. “Putra, kamu tidak apa-apa?” Tanya ibuku dari luar pintu. “Gak apa-apa Bu.” Jawabku. “Terus gimana nih Bu? Besok aku ada pertandingan futsal, final lagi. Gimana nih Bu?” Ucapku. “Tunggu ya. Ibu cari jalan ke luar dulu.” Ujar ibuku. Ibuku terus mencari jalan ke luar agar aku bisa bebas dari gudang. Hingga keesokan harinya, ketika ayah akan pergi ke suatu tempat, ayah menitipkan kuncinya ke ibu. Pada saat itulah ibu membukakan pintu gudang. “Bu, Ayah mau pergi dulu. Jaga rumah dengan baik ya.” Pesan ayahku. “Iya Yah.” Jawab ibuku. “Nah kesempatan nih buat ngebebasin Putra dari gudang.” Ucap batin ibuku. Tak perlu waktu lama untuk membuka pintu gudang. Dan saat itu juga aku bersiap-siap untuk pergi ke tempat pertandingan. Pertandingan ini juga pertandingan yang spesial karena pertandingan ini disiarkan di TV secara langsung. Setelah sarapan, aku pun langsung pergi meninggalkan rumah. Tapi apa daya ayahku kembali lagi. Aku pun panik. Namun ibu berkata, “Cepat keluar lewat pintu belakang.” Aku pun nurut saja. “Ibu, kenapa pintu gudang terbuka?” Tanya ayahku. Namun ibu diam saja. “Pasti Ibu melepaskan anak itu. Iya kan?” Seru ayahku. “Ahh.. Sial!” Kesal ayahku. Di perjalanan aku bingung ingin ke tempat pertandingan naik apa. Sedangkan aku sudah telat. Pertandingan kali ini buka di lapangan. Melainkan di Gelora Olah Raga. Seketika itu juga ada mobil bak lewat. Dan aku memberhentikannya. “Bang, bang. Berhenti bang.” Seruku. “Iya dek kenapa?” Tanya sopir mobil bak tersebut. “Abang mau ke mana?” Tanyaku. “Mau ke GOR.. Nganterin aqua buat para pemain futsal.” Jawabnya. “Kebetulan bang saya juga mau ke sana.” Ucapku. “Ya udah ayo bareng.” Ujar sopir mobil bak. “Iya bang.” Jawabku dengan perasaan senang. Di GOR “Duh.. Mana sih si Putra?” Ucap pelatihku. “Tunggu aja sebentar lagi juga datang.” Jawab Ferdi. “Pertandingan akan segera dimulai. Dipersilahkan kedua tim untuk memasuki lapangan.” Ucap panitia. “Pak pelatih, gimana nih? Putra belum datang.” Ucap Ferdi resah. “Ya sudah, cepat kamu ke lapangan saja semoga Putra datang tepat waktu.” Jawab pelatih. Di samping itu, aku yang tengah terburu-buru langsung mengganti pakaian di ruang ganti. Perlu waktu cukup lama karena aku harus memakai sepatu. “Ke mana pemain satu lagi?” Tanya wasit. “Belum datang Pak.” Jawab Ferdi. “Pak tolong hitung mundur sepuluh detik, jika pemain belum datang juga, maka tim Putra akan dinyatakan kalah.” Ucap Wasit. “Oke.” Jawab panitia. “Kita hitung sepuluh detik, jika pemain dari tim Putra belum datang maka akan dinyatakan kalah, sepuluh, sembilan, delapan, tujuh,….” Ucap panitia. “Ok udah siap semuanya.” ucapku. Aku pun langsung berlari menuju lapangan. “Tiga, dua.” ucap panitia. “Tunggu!!!” Seruku. “Ya.. Sepertinya sudah datang orang yang kami tunggu-tunggu. Silakan dimulai.” Ucap Panitia. Pertandingan pun dimulai. Dan semua pemain berusaha sekuat mungkin. “Yah, coba lihat deh.” Ucap ibuku. “Apaan?” Tanya ayahku. “Itu anak kita Putra masuk TV.” Seru ibuku. “Masih aja tuh anak nekat main bola.” Ucap ayahku. “Biarin lah Yah.” Ucap ibuku. “Ya udah sini nonton aja.” Ucap ibuku lagi. Prittt, pritt suara peluit panjang mulai terdengar pertanda pertandingan telah selesai. Tak lama kemudian, panitia mengumumkan siapa pemenang pertandingan final olimpiade futsal antar sekolah. “Kita sudah sampai di penghujung acara yaitu dimana kita akan mengetahui siapa pemenangnya. Dan pemenangnya adalah Tim Putra!! Silakan pemain dari tim Putra untuk mengambil hadiah dan pialanya!!” Seru panitia. “Yeeaahhh.” Teriak suporter dari sekolahku kegirangan. Setelah kami mendapat hadiah dan piala, kami pun kembali ke rumah masing-masing. Saat itu aku membawa pulang pialanya. Sebenarnya pialanya untuk sekolah. Tapi aku mendapat 1 piala lagi dengan bertuliskan pemain paling hebat di olimpiade. Sesampainya di rumah. “Assalamualaikum.” Ucapku. “Waalaikumsalam.” Saut kedua orang tuaku. “Ayah, Ibu.. Aku menang olimpiade terus dapat piala lagi.” Ucapku senang. “Selamat Nak, Ibu bangga sama kamu.” Ucap ibuku. Namun di sisi lain ayahku merasa sangat marah. Ayahku pun menghampiriku. “Coba sini lihat pialanya.” Pinta ayahku. Aku pun menurutinya. Prang! sontak aku dan ibuku kaget. “Ayah, kenapa dibanting pialanya?” Tanyaku kaget. “Ayah tidak suka kalau kamu menerima piala, apalagi piala yang berhubungan dengan main futsal ataupun bola.” Bentak ayahku. Setelah kejadian itu, aku mulai berhenti bermain bola. Untuk menggantinya aku membantu ibu di warung. Di suatu saat, aku sedang ke kamar mandi untuk buang air kecil. Tiba-tiba datang banyak orang. Sepertinya orang tersebut berasal dari salah satu media cetak. “Pak mau tanya rumah anak yang bernama Putra Alfizar di mana ya?” Tanya seseorang dari mereka. “Saya Ayahnya, kenapa?” Tanya ayahku. “Begini, kami dari produser salah satu media cetak. Kami ingin meliput Putra Alfizar yang memenangkan lomba olimpiade kemarin.” Jelasnya. “Meliput?” Ayahku heran. “Sebentar saya panggil dulu anaknya.” Ucap ayahku. “Putra, Putra!!” Teriak ayahku. “Kenapa Yah?” Tanyaku. “Itu, ada produser media cetak mau meliput kamu.” Jawab ayahku. “Produser Media cetak?” Aku merasa heran. Setelah bertemu dengan orang dari media cetak, aku kembali ke dalam rumah. Di dalam rumah aku sempat punya firasat bahwa aku akan menjadi terkenal. “Putra!” Panggil ayahku. “Iya Yah, kenapa?” Jawabku sambil mengambil air minum. “Ayah merasa bangga sama kamu, selain menjadi juara, kamu juga diliput oleh media cetak. Dan Ayah minta maaf kalau Ayah pernah kasar sama kamu.” Ucap ayahku. “Ngga apa-apa Yah.” Jawabku singkat. “Dan sebagai gantinya Ayah memperbolehkan kamu bermain bola.” Ucap ayah. “Bener Yah?” Tanyaku dengan perasaan senang. “Iya.” Jawab ayahku. Setelah itu aku berpelukan dengan ayahku. Dan setelah kejadian itu aku mempunyai tekad dan cita-cita menjadi seorang pemain bola yang profesional. TAMAT Cerpen Karangan Wildan Musthofa Facebook Wildan Musthofa Cerpen Biarkan Aku Bermain Bola merupakan cerita pendek karangan Wildan Musthofa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kue Cokelat Elsa Oleh Syarla Feonisa Bunda suka sekali masak, terutama biskuit, kue, dan makanan manis lainnya. Menurut Elsa, tak ada yang bisa menandingi masakan Bunda di dunia ini. Bahkan, chef hotel bintang lima pun Hanya Sesaat Oleh Rindah Aisyah “Raja… Raja.. Raja..,” Kesya tiada hentinya berteriak memanggil sang pujaan hatinya Raja’, seorang most wanted di SMAN 01 Bandung. Sementara Raja terus berjalan memasuki koridor sekolah tanpa menengok sedikitpun. Perjalanan Pulang Oleh Saka Triandiko Bowo Hari ini, saya baru saja pulang sekolah. Rutinitas di sekolahku yang sangat padat yang membuatku harus pulang pada pukul kira-kira 1300 WIB. Kali ini, aku berjalan kaki ke rumah Geleng Geleng Rapai Geleng Oleh Raihan Khaira Pemuda itu duduk bersila seraya menyenderkan kepalanya di salah satu sisi rangkang. Ia menarik nafas, lalu dihembuskan perlahan. Wajahnya menunjukkan ketertarikannya dengan udara segar pagi ini. Sang surya bersinar Kado Kecil Untuk Rima Oleh M. Ubayyu Rikza Hari ini adalah hari ulang tahun keenam untuk Rima, seorang gadis kecil yang tak pernah bisa memilih dilahirkan oleh sepasang pemulung, yaitu pak Yanto dan bu Yati. Seperti di “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"

Contohkarangan upsr, karangan tidak berformat . Sejak kecil lagi, saya selalu . Hobi saya ialah bermain badminton. Cerita Tentang Hobi Sepak Bola Dalam Bahasa Inggris from ذو الحجة ١٤٣٤ هـ. Pdf contoh karangan upsr norazzizi ruslee . ١٠ جمادى الآخرة ١٤٤٢ هـ.

Youtube/Majalah Mombi Dongeng Anak Mombi Bermain Sepak Bola Jari - Suatu hari, Mombi bangun tidur dengan semangat. Tiba-tiba Mombi teringat sesuatu. Mombi ingat kalau hari ini ia dan ayahnya akan bermain sepak bola bersama. Namun, ternyata di luar turun hujan yang sangat deras. Mombi pun tidak bisa bermain sepak bola. Aha! Ayah punya ide! Hmm, apa ide Ayah? Yuk, tonton selengkapnya di video dongeng Mombi ini, ya! Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Filmyang tayang pada tahun 2013 lalu ini disutdarai oleh Benjamin Turner dan Gabe Turner. The Class of 92 menceritakan tentang enak orang anak dengan latar belakang berbeda yang sangat hobi bermain sepak bola. Keenam anak ini bersekolah di klub sepakbola Manchester United angkatan 1992 - 1999. Persahabatan mereka terus terjalin hingga dewasa.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di Indonesia, olahraga terpopuler yang banyak digemari masyarakat saat ini adalah sepakbola. Bahkan beberapa orang rela menghabiskan waktu hanya untuk menyaksikan tim sepakbola favoritnya bertanding. Keeksistensian olahraga ini bahkan mengalahkan beberapa olahraga lainnya seperti bulutangkis maupun bola voli. Tidak heran jika kemudian para pengembang atau developer game berlomba-lomba dalam menciptakan game sepakbola terbaik di animo masyarakat yang begitu tinggi, tentunya menjadi sebuah keuntungan bagi mereka yang berhasil membuat game sepakbola terpopuler. Dari mulai tampilan grafik, raut wajah pemain, hingga gerak-gerik diatas lapangan pun sangat diperhatikan supaya semakin terkesan realistik. Sampai saat ini, setidaknya sudah ada beberapa game sepakbola yang mempunyai tampilan menarik dan populer di kalangan masyarakat. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan dibawah Sepakbola Terbaik di AndroidPES 2019 Nama pertama sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta game. Pasalnya, game sepakbola yang satu ini telah ada sejak lama dan bisa dibilang penggiat dari game bergenre serupa lainnya. Mempunyai tampilan grafis yang nyata dan gerakan olah bola dari pemain disamakan dengan aslinya. Ada beragam fitur didalamnya, seperti kompetisi offline, online, hingga pembelian League Soccer Jika Anda menginginkan bermain game sepakbola tanpa menggunakan data internet, sepertinya Dream League Soccer bisa menjadi pilihan. Anda bebas memainkan fitur apapun didalamnya tanpa menguras penggunaan kuota internet. Anda bisa mengganti kostum tim dengan mendownoad Kit HeroGame ini memerintahkan player untuk memberikan bola ke titik-titik tertentu sampai kemudian bola masuk ke gawang tim lawan. Berbeda dari game sepakbola biasanya, Score! Hero akan memberhentikan bola setelah sampai di kaki pemain berikutnya, sebelum diteruskan ke kaki pemain lain. Anda juga bisa memainkan game ini tanpa kuota SoccerGame yang satu ini merupakan game bergenre sepakbola yang menarik dan seru untuk dimainkan. Player akan dibebaskan memilih pemain untuk duel satu lawan satu dengan musuh. Game ini mempunyai ciri khas yakni kepala besar yang dimiliki oleh SoccerFifa Soccer juga bisa dibilang game sepakbola yang mempunyai tampilan muka terbaik dan terkesan nyata. Telah diunduh oleh 5 juta pengguna di Play Store yang membuktikannya memiliki kualitas bagus. Disematkan beberapa fitur unggulan didalamnya, seperti 30 liga top dunia, 550 klub, serta pemain. Mungkin sekian rekomendasi game-game sepakbola terbaik khususnya di android, semoga Lihat Metaverse Selengkapnya

BillySyahputra berbagi cerita tentang masa kecilnya yang hobi bermain sepak bola, jauh sebeluk terkenal saat ini. Jumat, 17 Juni 2022 Indonesia Lolos Piala Asia 2023, Billy Syahputra Mengaku
Saya bermain sepak bola dengan teman-teman yang bernama Fahrul, Arif dan Afif. Saya suka sekali dengan permainan sepak bola. Yang menjaga gawang adalh Arif. Saya sudang meng-golkan lima kali, yang berarti saya menjadi kiper. Hari sudah sore. Saya dan teman-teman pulang. Saya mandi di rumah untuk mengaji. Karya Dzuhri Andika Kelas 3 SDN 2 Gambarsari
FZNI.
  • yyx018bzqb.pages.dev/278
  • yyx018bzqb.pages.dev/244
  • yyx018bzqb.pages.dev/42
  • yyx018bzqb.pages.dev/392
  • yyx018bzqb.pages.dev/257
  • yyx018bzqb.pages.dev/117
  • yyx018bzqb.pages.dev/273
  • yyx018bzqb.pages.dev/533
  • cerita tentang hobi bermain sepak bola